Mampukah Kita Hadir sebagai Pemimpin Pembelajaran dengan Memanfaatkan serta Mengelola Sumber Daya yang Ada?
Koneksi antar materi Modul 3.2
Sri Widyowati Kinasih, S.Pd
CGP 5 Kelas 72
Kabupaten Malang Jawa Timur
Tahun 2022
Mampukah Kita Hadir sebagai
Pemimpin Pembelajaran dengan Memanfaatkan serta Mengelola Sumber Daya yang Ada?
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah seseorang yang
berpikir tentang masa depan serta mampu
mengelola sebuah ekosistem sekolah dengan memanfaatkan asset atau kekuatan yang
ada. Dia juga mampu mengorganisasikan kompetensi dan merancang sebuah program
berdasarkan asset yang dimiliki.
Pemimpin Pembelajaran tentu saja tidak hanya berada di lingkup kelas dan
sekolah, tetapi juga dalam lingkungan masyarakat di sekitar sekolah. Karena
maju dan suksesnya sebuah kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh factor-faktor
antara lain: siswa, guru, kepala sekolah, wali siswa, dan masyarakat sekitar.
Semua saling bersinergi untuk satu tujuan baik yaitu mewujudkan sekolah impian
yang berpihak pada murid. Hal inilah yang disebut dengan komunitas yang sehat
dan relisien.
Mengapa pengelolaan sumber daya sangat memiliki pengaruh dalam proses
pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas? Hal ini tentu saja menjadi hal
pokok yang sangat dipegang erat oleh seorang pemimpin pembelajaran dengan
memanfaatkan sumber daya. Hal-hal yang berbau konvensional serta tradisional,
mulai diganti dengan pola pikir strategi dengan mengedepankan asset atau
kekuatan yang dimiliki. Dengan begitu proses pembelajaran menjadi berkualitas.
Sebagai contoh sebuah sekolah kecil yang tidak memiliki sarana dan prasarana
yang memadai dalam kegiatan pembelajaran. Sekolah tersebut tidak memiliki ruang
perpustakaan apalagi laboratorium IPA, tetapi apa yang ada di sekolah tersebut
dimanfaatkan serta dikelola dengan baik. Alam yang ada di lingkungan sekitar
menjadi laboratorium IPA. Setiap sudut kelas dan teras menjadi pusat baca.
Siswa yang selalu antusias dan ingin tahu karena di dalamnya ada pedidik yang
dengan suka cita mendampingi serta membimbing mereka. Ide baik siswayang
berkaitan dengan pembelajaran diakomodir sehingga muncul kepuasan hati serta
kepercayaan anak didik bahwa mereka akan tumbuh dan berkembang dengan baik di
lingkungan sekolah tersebut. Berkualitas tidak hanya dalam hal pengetahuan,
namun juga adab dan karakternya juga berkembang.
Materi pada modul ini sangat berkaitan erta dengan modul-modul
sebelumnya. Hal ini sangat terasa selama saya menjadi Calon Guru Penggerak,
bahwa setiap modul dibuat runtut serta tidak hanya sekadar memunculkan materi.
Dari modul 1.1 yang mengulas habis tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara, bahwa seorang pendidik harus mampu menjalankan 3 konsep pendidikan
yaitu Ing ngarso Sung Tuladha (seorang guru harus memberi teladan yang baik),
Ing Madya Mangun Karsa (ketika berada di tengah, seorang guru mampu memberi
kekuatan dan motivasi untuk terus bergerak maju), Tut Wuri Handayani (ketika di
elakang, sorang guru harus bisa memberi dorongan). Selain itu, pada modul ini,
CGP benar-benar dibuka mindset tentang pembelajaran yang berpihak pada murid.
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa setiap anak terlahir dengan kodrat dan
kelebihannya, maka inilah yang harus ditebalkan oleh guru. Hubungannya dengan
modul 3.2 adalah bahwa seorang pemimpin pembelajaran harus mampu membaca setiap
kelebihan yang dimiliki siswa sebagai modal atau asset untuk mewujudkan
pendidikan yang berkualitas.
Pada modul 1.2 yang dibahas tentang dasar-dasar pemimpin dalam
pembelajaran yaitu Nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada modul tersebut, seorang
CGP dibekali tentang bagaimana menjadi seorang pembelajaran dengan memanfaatkan
Inkuiri Apresiatif. Semua materi yang ada, sangat berkaitan erat dengan modul
3.2.
Selanjutnya pada modul 1.3 Guru Penggerak disajikan bagaimana cara
membuat visi dengan menerapkan IA yang di dalamnya terdapat BAGJA (Buat
Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi). dalam
berpikir strategis disebutkan bahwa
perubahan yang positif dan konstruktif membutuhkan waktu dan sifatnya
bertahap. Oleh sebab itu, sebagai Pemimpin Pembelajaran, guru harus selalu
berlatih mengelola diri sendiri dan berupaya menggerakkan orang lainyang berada
di dalam lingkaran pengaruhnya. Hal tersebut akan sangat bermanfaat saat
berproses melakukan perubahan dapat dilakukan secara kolaboratif dengan rekan
guru di sekolah. Materi-materi tersebut juga kembali diulas pada modul 3.2.
Pada modul 1.4, yang dibahas adalah tentang Budaya Positf dengan
memunculkan tiga restitusi dalam menyelesaikan sebuah masalah. Hal ini sangat
berkaitan dengan komunitas sekolah yang sehat dan resilien yang dibahas pada
modul 3.2. Budaya positif adalah asset untuk mewujudkan pembelajaran yang
berkualitas. Tentu saja asset ini yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin
pembelajaran dalam memanfaatkan sumber daya untuk mewujudkan pembelajaran yang
berkualitas.
Begitu juga dengan modul 2.1 yang membahas tentang Peran Penilaian dan
Pembelajaran Berdiferensiasi. Pada Modul ini, CGP diberi pemahaman tentang
bagaimana seorang pendidik hadir di tengah-tengah murid dengan memberi ruang
untuk mereka belajar sesuai dengan profilnya. Sorang guru mampu menghadirkan
kesiapan belajar siswa, mampu membaca minat belajar siswa, sehingga
pembelajaran yang berpihak pada siswa sangat terlihat. Pada modul ini, setiap
siswa ditonjolkan assetnya yang lagi-lagi menjadi modal dalam berhasilnya
sebuah pembelajaran berkualitas serta berkaitan erat dengan modul 3.2.
Pada Modul 2.2, dibahas tentang pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab, keterampilan berelasi, kesadaran sosial, manajemen diri, dan kesadaran
diri, yang semuanya menjadi dasar seorang berhasil menjadi pemimpin
pembelajaran. CGP benar-benar dibekali dengan berbagai contoh nyata di dunia
pendidikan sehingga berhasil membangun mindset baik untuk mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Pada Modul 2.3, CGP belajar tentang coaching dalam supervise akademik.
Modul ini menjadi hal yang sangat penting bagi seorang pemimpin pembelajaran
yang hadir tidak untuk menonjolkan egosentris tetapi mampu mendampingi orang
lain untuk mengoptimalkan diri mereka, memberi ruang untuk menemukan ide dengan
keterampilan bertanya yang baik, tidak mendoktrin tetapi menggiring serta memantik
orang lain untuk menemukan jawaban serta solusi tentang masalah yang dihadapi.
Begitulah seorang pemimpin pembelajaran yang baik seharusnya hadir. Modul ini
juga berkaitan erat dengan materi Pemipin pembelajaran yang mampu Memanfaatkan
Sumber Daya di modul 3.2.
Pada modul 3.1 CGP diberikan materi tentang Dilema Etika dan bagaimana
langkah-langkah dalam mengambil keputusan. Hal ini sangat berkaitan dengan
materi di modul 3.2, bahwa seorang pemimpin pembelajaran pastilah akan
dihadapkan pada dilemma etika dengan unsur lain di ekosistem sekolah. Seorang
pemimpin pembelajaran harus mampu membedakan apa itu dilemma etika dan bujukan
moral. Seorang pemimoin pembelajaran harus mampu mengendalikan emosi melalui
PSE dan KSE. Dengan demikian, pembelajaran yang berkualitas serta berpihak pada
murid dapat terwujud.
Setelah mempelajari modul 3.2 tentang Pemimpin Pembelajaran dalam
Pengelolaan Sumber Daya, saya semakin optimis dan menjadi tahu tentang asset yang
dimiliki sekolah untuk dimanfaatkan. Kekurangan yang ada adalah hal yang
menjadi tantangan untuk diganti menjadi lebih baik dengan memanfaatkan semua
asset yang ada. Kekurangan bukan lagi menjadi halangan untuk mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas, karena ada banyak asset yang dimanfaatkan untuk
terus maju dan berkembang.
Alaskembang Malang 2022
S W Kinasih
Komentar
Posting Komentar